Hidup Adalah Proses Hidup Adalah Belajar Proses perjalanan hidup kita tak ubahnya perjuangan kita saat belajar untuk menaiki sepeda. Saat kita ragu, takut dan wawas maka kehidupan itu akan terasa sangat berat dan menakutkan. Semakin kita merasa takut dan ragu, kemungkinan besar apa yang kita takutkan itu terjadi. Jikapun tidak terjadi, ketakutan telah menambah beban dalam pundak kita. Hasilnya, kita tidak pernah bisa mencapai harapan-harapan yang kita inginkan secara maksimal.
Dibutuhkan keberanian dalam menapaki setiap langkah dalam kehidupan. Keberanian memperingan dan memberikan keseimbangan dalam langkah. Karena itu dibutuhkan sebuah optimisme dan keyakinan agar hati kita mantab melangkah. Keberanian akan semakin memperkokoh jejak kaki kita di bumi ini. Itu sebabnya keberanian menjadi modal utama dalam menapaki kehidupan ini.
Menapaki jalan kehidupan tentunya bukan hal yang mudah, karenanya kita butuh kerja keras. Hidup adalah belajar, belajar, belajar dan terus belajar. Belajar merangkak, lalu bisa berjalan, dan mampu untuk berlari merupakan sebuah proses yang tidak terelakkan dalam sebuah kehidupan. Utamanya adalah proses menempa diri agar menjadi manusia yang lebih berarti.
Istiqomah, adalah salah satu cara menempa diri kita untuk menjadi lebih dekat dengan-Nya. Tidak mudah memang, namun jika ‘niat’ yang kuat telah melekat pada diri kita, Tuhan pasti akan memudahkan jalannya. Intinya adalah dahulukan Tuhanmu, maka Tuhan pasti akan memberikan yang kau mau, dan teguhkanlah baktimu kepada orang tuamu.
Hidup harus mempunyai target ke depannya seperti apa. Misalnya bulan ini tugas ini harus selesai. Usia sekian saya harus berusaha untuk menghasilkan karya sekian. Memberikan target pada diri sendiri akan membuat kita menghargai waktu dengan baik. Sederhananya, kita harus mempunyai prinsip agar tidak terombang-ambing oleh keadaan di sekitar kita.
“Tiada yang paling sulit dari sebuah pekerjaan selain memulainya”, dari kutipan ini kita bisa belajar bahwa yang paling penting adalah bagaimana cara mengontrol diri kita terhadap pekerjaan yang kita lakukan sehingga tidak ada kesan ‘terbebani’ dalam melakukan suatu pekerjaan. Contoh sederhananya adalah menulis. Menulis itu mudah, yang sulit adalah bagaimana menghasilkan tulisan yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Sekali lagi, hidup adalah sebuah proses, tiada yang tidak bisa kita pelajari. Tuhan memberikan akal untuk berfikir dan hati untuk merasakan nikmat-Nya. Karenanya akan sia-sia jika akal dan hati tersebut tidak kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Hidup di dunia hanya sekali, bukankah rugi jika kita hanya hidup sebagai manusia tanpa berkarya dan bermanfaat bagi orang lain?