Jangan Serakah Orang Afrika punya cara unik untuk menangkap monyet. Caranya dengan memakai botol berleher panjang namun beralas cukup lebar. Lalu botol itu diisi dengan kacang cukup banyak kira2 setengah dasar botol. Beberapa botol dipasang berjajar berdekatan.
Maka monyet akan memasukkan tangannya ke dalam botol. Monyet akan berusaha meraih kacang sebanyak-banyaknya. Karena tangannya menggenggam banyak kacang, ia tak akan bisa keluar dari leher botol. Karena monyet serakah, ia akan memasukkan kedua tangan dan kedua kakinya sekaligus. Maka jadilah kedua tangan dan kakinya terjebak dalam botol. Monyet akan berteriak dan meloncat dengan keempat botol di kaki dan tangannya.
Serakah ialah suatu keadaan jiwa yang membuat manusia tidak puas dengan apa yang dimilikinya dan berusaha ingin memiliki yang lebih banyak lagi dari apa yang sudah dimiliki. Keserakahan ini tidak hanya pada pemilikan harta, tetapi juga terhadap makanan, minuman, kegiatan seksual, dan sebagainya.
Jangan Serakah
Ini termasuk penyakit hati yang tercela dan tidak sehat, karena hati orang serakah tidak pernah tenang, puas, dan selalu merasa kekurangan. Karena itu, bisa terdorong berbuat buruk, misalnya menipu, mencuri, manipulasi, korupsi, dan sebagainya, untuk memenuhi nafsu serakahnya terhadap harta dan kedudukan.
Tanda tanda orang yang punya sifat serakah…
- Sifat ambisius, tidak pernah merasa puas
- Tidak punya batasan
- Sifat iri
- Rasa tidak peduli, pelit, kikir
- Tidak sportif, menghalalkan segala cara
- Membuat orang lain mengeluh
Beberapa ayat Al Quran dan hadist nabi mengingatkan kita semua supaya jangan serakah
Dalam Al Qur’an Alloh berfirman:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur:1)
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.(QS. Al Maarij 19)
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِيْ الْـمَـالُ
Setiap ummat memiliki fitnah (ujian), dan fitnah ummatku adalah harta.(HR. Tirmidzi)
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَىٰ حُبِّ اثْنَتَيْنِ : طُوْلُ الْـحَيَاةِ وَحُبُّ الْمَالِ
Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta.(HR. Bukhari)
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya masing-masing ummat itu memiliki fitnah (bahan ujian) dan fitnah ummatku adalah harta.” (HR. al-Tirmidzi)
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari)
عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ
Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi )
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Penyakit serakah itu dapat disembuhkan dengan merenungkan keburukan dan akibat-akibatnya yang merugikan, dan menyadari bahwa serakah merupakan perangai hewan yang tidak mengenal batas dan kepuasan, serta menggunakan segala cara, termasuk yang haram sekalipun, dalam memenuhi tuntutan nafsu serakahnya.