Shalatnya Para Ulama

Shalatnya Para Ulama
banner 120x600

Shalatnya Para Ulama PARA ulama terdahulu, banyak yang bisa diambil tauladan dalam persoalan kekhusyuk dalam shalat. Tak jarang saat menjalankan shalat dengan khusyuk, Allah menunjukkan keagungan-Nya berupa hal-hal yang terkadang sulit dinalar yang berlaku pada para ulamanya tersebut. Inilah 6 ulama yang kekhusyukkan shalatnya bsa diambil ibrah bagi kita semua.

Ar Rabi’ bin Khutsaim

Ar Rabi’ bin Khutsaim adalah seorang tabi’in yang dikenal amat khusyu’ dalam shalatnya. Hingga suatu saat seorang laki-laki yang biasa pergi ke masjid lebih awal menjumpai Ar Rabi’ bin Khutsaim sedang sujud.

Merasa Cukup

Laki-laki itu pun menyatakan,”Ar Rabi’ bin Khutsaim jika bersujud seperti pakaian yang teronggok, hingga datang burung-burung pipit dan hinggap di atas tubuhnya.” (Shifat Ash Shafwah, 3/ 39)

Amir bin Abdillah

Amir bin Abdillah adalah ulama yang amat dikenal dengan kekhusyukan dalam shalatnya. Saat beliau sedang melaksanakan shalat, terkadang anak perempuan beliau menabuh rebana dan para wanita berbicara semau mereka di rumah beliau, sedangkan beliau tidak mendengarnya.

Shalatnya Para Ulama

Hingga suatu saat ada yang bertanya kepada Amir bin Abdillah apakah pernah terlintas pikiran saat beliau shalat. Maka beliau menjawab,”Ya, yakni posisiku di hadapan Allah dan tempat kembaliku menuju salah satu dari dua kampung (surga atau neraka)”. (Ihya Ulumuddin, 1/242)

Amir bin Abdillah suatu saat melaksanakan qiyam. Tiba-tiba ada wujud seekor ular yang masuk dari bawah gamisnya, lalu keluar dari saku, namun tidak mencelakai beliau.

Ketika ada yang bertanya,”Kenapa engkau tidak mengibaskan ular itu darimu?” Amir Bin Abdillah yang merupakan seorang ahli ibadah di kalangan tabi’in ini menyampaikan,”Aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selan Dia”.

Amir bin Abdillah suatu saat ketika hendak wafat, beliau menangis. Mereka yang datang pun bertanya,”Apakah Anda menangis karena sakit saat sakaratul maut?” Amir bin Abdillah pun menjawab,”Aku menangis bukan karena sakitnya mati atau memberati dunia, namun karena aku tidak bisa lagi mendirikan qiyam al lail di musim dingin”. (Shifat Ash Shafwa, 3/202).

Bagi kebanyakan manusia qiyam al lail di musim dingin adalah amalan yang amat berat. Namun Amir bin Abdillah telah merasakan nikmatnya, hingga hal itu yang ditangisi beliau saat hendak wafat.

Abu Abdullah Al Marwazi

Abu Bakr Muhammad bin Ishaq mengisahkan,”Aku tidak mengetahui siapa yang shalatnya lebih bagus daripada Abu Abdullah Al Marwazi. Telah sampai kepadaku kabar bahwa suatu saat ada seekor zunbur (kumbang penyengat) menyengat dahinya, hingga darah mengalir ke wajahnya, namun ia tidak bergerak sama sekali (Shifat Ash Shfwah 4/130).

Mansur bin Al Mu’tamir

Mansur bin Al Mu’tamir memiliki seorang tetangga wanita, yang memiliki dua anak perempuan yang biasa naik ke atas atap di malam hari di saat manusia terlelap dalam tidurnya.

Suatu saat salah satu anak perempuan tetangga itu bertanya kepada ibunya tersebut,”Wahai ibu, untuk apa tiang yang aku saksikan berada di atas atap si fulan itu?”

Sang ibu pun menjawab,”Wahai anakku, itu bukanlah tiang, itu adalah Manshur yang sedang shalat semalam suntuk dengan satu rakaat.” (Shifat Ash Shafwah, 3/113)

Amru bin Utbah

Amru bin Utbah merupakan seorang tabi’in yang dikenal dengan kekhusyukan dalam shalat. Suatu saat beliau bersama beberapa sahabatnya mengikuti sebuah peperangan. Dan saat itu budak beliau mendapati bahwa Amru bin Utbah tidak ada pada tempatnya, hingga ia mencarinya.

Tak lama kemudian, sang budak menemukan bahwa majikannya sedang melaksanakan shalat di gunung sedangkan awan menaunginya. Dan suatu malam sang budak mendengar suara auman singa, sehingga siapa saja yang ada di tempat itu berlarian, hanya tinggal Amru bin Utbah yang sedang shalat.

Setelah persitawa itu, sang budak dan lainnya pun bertanya kepada Amru bin Utbah, ”Apakah Anda tidak takut singa?” Maka Amru pun menjawab, ”Sesungguhnya aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selain Dia”. (Shifat Ash Shafwah, 3/70)

Imam Al Bukhari

Imam Al Bukhari suatu saat melaksanakan shalat dhuhur bersama para sahabatnya. Setelah selesai, ulama besar ini melaksanakan shalat sunnah. Setelah usai melaksanakan shalat sunnah Imam Al Bukhari mengangkat ujung gamisnya dan bertanya kepada para sahabatnya,”Apakah kalian melihat ada sesuatu di balik gamis?”

Ternyata dibalik kainnya didapati seekor lebah, dan terlihat bekas sengatan di kulit Imam Al Bukhari sebanyak 16 atau 17 sengatan. Di itu menyebabkan bengkak di badan.

Seorang dari sahabat Imam Al Bukhari pun menyampaikan,”Mengapa engkau tidak membatalkan shalat sejak awal disengat?”

Imam Al Bukhari pun menjawab,”Aku sedang membaca surat, dan aku menginginkan untuk menyempurnakannya!” (Siyar A’lam An Nubala, 12/442)