Empat Sifat Penyebab Dosa

Empat Sifat Penyebab Dosa
banner 120x600

Empat Sifat Penyebab Dosa Imam Al Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Menebus Dosa menuliskan empat sifat penyebab dosa. Yaitu, sifat ketuhanan (rububiyah), sifat setan (syaithanniyah), sifat binatang ternak (bahimiyah), dan sifat binatang buas (sabu’iyah).

“Hal demikian karena tanah yang merupakan asal ciptaan manusia terdiri dari beberapa campuran, yang masing-masing dari komponen tersebut menuntut karakter dan pengaruh sendiri-sendiri di dalam komposisinya, seperti halnya gula, cuka, dan za’faran di dalam larutan sekanjabin menghasilkan pengaruh yang berbeda-beda pula,” tulis Imam Al Ghazali.

Adapun hal-hal yang menuntut kecenderungan kepada sifat rububiyah, misalnya sifat sombong, bangga, pemaksa, suka pujian, sanjungan, gila kehormatan, kekayaan, cinta status quo, serta mendambakan superioritas atas semua golongan. Sehingga, seakan-akan ia ingin mengatakan, “Aku adalah Tuhan kalian yang paling tinggi!”.

Lalu dari sini bercabang pula sejumlah dosa-dosa besar yang sering diabaikan oleh makhluk dan tidak dianggap sebagai dosa. Padahal, merupakan penyebab bencana yang amat besar yang berstatus sebagai biang bagi kebanyakan perbuatan maksiat.

Empat Sifat Penyebab Dosa

Kemudian, sifat syaithaniyah yang darinya bercabang sifat dengki, kelaliman, muslihat, tipu daya, anjuran kepada kerusakan, dan kemungkaran. Termasuk pula di dalamnya kecurangan, kemunafikan, dan ajakan kepada bid’ah dan kesesatan.

Selanjutnya, sifat bahimiyah yang darinya bercabang tamak, rakus, dan ambisi dalam memenuhi nafsu perut dan biologis. Kemudian, termasuk pula perbuatan zina, sodomi, pencurian, tindakan memakan harta anak yatim, serta pengumpulan harta untuk melayani syahwat.

Selanjutnya, yaitu sifat sabu’iyah dan darinya bercabang sifat amarah, dendam, agresifitas kepada orang lain dengan cara memukul, mencaci maki, dan membunuh. Selain itu, menghambur-hamburkan kekayaan di samping bercabang pula sejumlah dosa yang lain.

Menurut Imam Al Ghazali, sifat-sifat ini tumbuh secara gradual pada fitrah, didahului oleh sifat bahimiyah yang mendominasi pertama kali, kemudian diiringi oleh sifat sabu’iyah. Lantas, bila keduanya telah menyaitu, digunakan akal licik untuk melakukan tipu daya, makar dan musliihat, dan itulah syaithaniyah.

“Lalu terakhir, yang mendominasi ialah sifat rububiyah, yaitu kebanggaan, ketinggian, kedudukan, keangkuhan, dan superioritas atas seluruh makhluk,” tulis Imam Al Ghazali.

Menurut imam Al Ghazali, inilah biang-biang dari segala dosa serta sumber-sumbernya. Kemudian, memancarlah beragam dosa dari sumber-sumber ini kepada seluruh anggota tubuh, di mana sebagiannya hanya terbatas pada hati. Seperti, kufur, bid’ah, dan nifaq.

Lalu, sebagian lagi menuju ke mata dan telinga. Sebagiannya ke lidah, sebagiannya ke perut dan kelamin, sebagiannya kepada dua tangan dan kaki, dan sebagiannya lagi berlaku untuk seluruh tubuh.