Jama’ah Jumat rokhimakumulloh
Hadapi Wabah Dengan Membantu Yang Lemah. Ucapan syukur marilah kita haturkan kepada Allah SWT, Dzat yang telah melimpahkan nikmat karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan yang membawa rahmat bagi alam semesta.
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri kami pribadi, dan umumnya kepada jama’ah kesemuanya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta’ala. Dengan cara menjalankan perintah-Nya, serta menjahui larangan-Nya. khutbah jumat Corona
Baca Juga
Jama’ah Jumat rokhimakumulloh
Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan tengah berada di surga, melainkan kita berada di kehidupan dunia. Sebagaimana kita tahu bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah dan bala’. Dunia ini memperdaya, mendatangkan mara bahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja. Marilah kita bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yang Allah ujikan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah. Allah ta’ala berfirman:
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tetapi para hambalah yang akan ditanya” (QS al Anbiya’: 23)
Allah subhabahu wa ta’ala adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Marilah kita bersabar sebagaimana diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab)” (QS al Baqarah: 155-156)
Jama’ah Jumat rokhimakumulloh
Bagaimana sikap bijaksana kita dalam menghadapi wabah Covid saat ini.
Pertama, beristighfar terhadap Allah subhanahu wata’ala, meminta ampun atas segala dosa, kesalahan dan kealpaan. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud juz 2 halaman 85:
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ، جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa selalu membaca istighfar, Allah akan memberikannya solusi dari berbagai kesulitan, memberikannya kebahagiaan dari segala kesedihan, dan Allah akan memberinya rezeki tanpa perkiraannya (HR. Abu Dawud).
Betapa pentingnya istighfar, hingga Nabi Muhammad yang diberi jaminan surga oleh Allah subhanahu wata’ala pun dalam sehari beristighfar kepada Allah tidak kurang dari tujuh puluh kali. Karena itu, sikap bijaksana dalam menghadapi pandemi virus Corona adalah memperbanyak istighfar, karena istighfar adalah kunci dari segala permasalahan. Harapannya istighfar kita diterima Allah subhanahu wata’ala, dan Allah mengabulkannya dengan menghilangkan virus Corona dari bumi Indonesia tercinta ini. Âmîn.
Kedua, tidak panik, tetap tenang, dan sabar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibnu Sina bahwa:
الوَهْمُ نِصْفُ الدَّاءِ وَالاطْمِئْنَانُ نِصْفُ الدَّوَاءِ وَالصَّبْرُ بِدَايَةُ الشِّفَاءِ
“Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.”
Menghadapi Covid ini kita tidak boleh panik, karena kepanikan dan ketakutan yang berlebihan merupakan gangguan kejiwaan yang dapat berdampak langsung pada munculnya penyakit fisik lainnya.
Sebaliknya, ketenangan merupakan separuh dari pengobatan. Seseorang yang mempunyai ketenangan hati, tidak mudah terjangkit penyakit jasmani dan rohani.
Ketenangan merupakan benteng yang kokoh untuk melindungi diri sehingga tubuh memiliki daya tahan yang kuat dari berbagai penyakit. Ketenangan ini menjadi separuh obat dari berbagai penyakit, termasuk virus Corona.
Selanjutnya kita tetap sabar. Sabar merupakan permulaan kesembuhan. Sabar adalah menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari hal yang berlebihan. Dengan kesabaran menghadapi aturan dan protokoler kesehatan, tentunya kita akan terhindar dari hal yang tidak diinginkan, terutama selamat dan terhindar dari virus Corona. Âmîn.
Jama’ah Jumat rokhimakumulloh
Ketiga, dalam menyikapi terjadinya musibah virus Corona, kita harus ridha dengan ketentuan Allah subhanahu wata’ala. Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah juz 2 meriwayatkan hadits bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allah mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha, ia akan mendapatkan ridha Allah subhanahu wata’ala. Siapa yang membencinya, ia akan mendapatkan kemurkaan Allah subhanahu wata’ala.”
Keempat, dampak virus Corona sangat terasa bagi masyarakat, terutama dampak ekonomi, maka dari itu Karena itu sebagai sesama saudara, kita harus saling membantu sesuai dengan kemampuan kita.
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya” (HR Muslim)
Jama’ah Jumat rokhimakumulloh
Bagaimana cara menghentikan wabah virus Covid ini?
Sebagai manusia biasa, kita harus introspeksi diri dan evaluasi diri untuk segera bertobat dari segala dosa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena bencana wabah Covid-19 adalah peringatan Allah bagi kita semua.
Kita juga harus berikhtiar secara maksimal dengan berdisiplin mengikuti protokol kesehatan dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengikuti vaksinasi untuk memperkuat daya tahan tubuh kita.
Dan juga kita perbanyak doa semoga kita semua terhindar dari wabah yang menakutkan ini. Âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.