Jangan Berhenti Berbuat Baik

banner 120x600

Untuk dapat menentukan ke mana langkah perbuatan bermuara, manusia memang dianjurkan mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Hal ini agar manusia dapat mengontrol setiap tantangan yang dihadapi dalam hidup.

lazizmu bantul kota - qurban

Salah satu ungkapan yang sangat masyhur dari dahulu hingga sekarang adalah man arafa nafsahu arafa rabbahu.

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه

Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.

Mengenali lebih dalam terhadap diri sendiri dilakukan secara lahiriah hingga batiniah. Diperlukan bagi manusia untuk berkomunikasi kepada dirinya sendiri dalam proses pengenalan terhadap diri tersebut. Mulai dari pengenalan fisik, sifat, hingga kemampuan dan kelemahan diri.

Menurut Daniel Goleman, orang yang mampu mengenali dirinya adalah orang yang mempunyai kecerdasan emosional, lengkapnya adalah EQ bisa didefinisikan sebagai, “Kemampuan seseorang untuk mengenal, menyadari dirinya serta mengelolanya, serta kemampuan untuk menyadari orang lain serta mengelola hubungan tersebut secara konstruktif”.

Dalam ajaran islam orang yang mampu mengenali dirinya dengan baik maka diharapkan lebih mudah mampu mengenal tuhannya.

Orang yang percaya pada fatalisme atau paham yang meyakini manusia dikuasai oleh nasib, selalu pasrah dengan hidupnya. Mereka percaya takdirnya sudah tidak bisa diubah hingga tidak memiliki kemampuan mengubah masa depannya.

Tapi faktanya, tindakan Tuhan mengirimkan Rasul dengan wahyu justru menunjukkan manusia diharapkan untuk mendengarkan, membuat pilihan, dan kemudian menyesuaikan hidup mereka sesuai dengan itu. Allah SWT bahkan berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’du:11).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wasallam mengingat kepada kita semua agar terus melakukan perubahan-perubahan menuju kebaikan agar menjadi orang-orang beruntung.

Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi apalagi sampai menjadi golongan orang celaka dengan tidak memperbaiki masa depan ke arah yang lebih baik:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).

Oleh karena itu patutlah kita amalkan pesan Khalifah Umar bin Khatthab:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا

Artinya: “Hitung-hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung”

Disisa umur kit ini semoga kita dapat menjadi golongan yang beruntung, tambah hari tambah baik dalam hal apapun. Jangan Berhenti Berbuat Baik

Leave a Reply

Your email address will not be published.