Mewujudkan Risalah Islam Berkemajuan

banner 120x600

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan dalam Muktamar ke-48 ini Muhammadiyah juga telah merumuskan Risalah Islam Berkemajuan. Menurutnya, hal tersebut merupakan pandangan Muhammadiyah tentang Islam sebagai pokok pikiran Muhammadiyah Abad Kedua.

“Risalah Islam Berkemajuan Muhammadiyah ini bertujuan agar pandangan Islam dapat kita laksanakan, dan menjadi alam pikiran seluruh warga dan pimpinan Muhammadiyah. Sekaligus juga dapat menjadi fungsi yang terbaik Muhammadiyah bagi masyarakat luas, di mana Islam Berkemajuan bukan hanya buah pikiran tetapi menjadi orientasi berpikir,” katanya.

“Mewujudkan berbagai langkah nyata bagi Muhammadiyah bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta sebagai perspektif Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin,” sambungnya.
Dalam kesempatan lain beliau mengatakan bermuhammadiyah saat ini memang memerlukan peneguhan dan penguatan eksistensi sebagai gerakan Islam karena di luar kita dan melingkupi kita dalam dinamika pergerakan kita begitu kompleks dan dinamisnya perkembangan kehidupan.Menurut Haedar ada beberapa hal yang menjadi tantangan kita yang perlu kita sikapi.

Pertama, kita sekarang berhadapan dengan realitas baru dunia media sosial dan perkembangan teknologi IT yang mempengaruhi pola hidup dan dakwah kita.

Kedua, kita berhadapan dengan realitas paham keagamaan yang berkembang, bermunculan paham-paham keislaman, paham-paham keagamaan dari arah paling ekstrim di garis kanan sampai garis kiri yang juga beririsan dengan paham-paham kita yang memerlukan keniscayaan dan keseksamaan kita untuk menjaga eksistensi Muhammadiyah.

Ketiga, kita juga berhadapan dengan dinamika perkembangan multikulturalisme yakni paham tentang hak asasi manusia, demokrasi, toleransi, plurarisme, yang itu menjadi bagian dari setiap perkembangan kehidupan modern dimana pun.

Pada acara peneguhan visi misi dan komitmen Majelis, lembaga PWM DIY disampaikan bahwa kita juga mempunyai tantangan internal dalam koordinasi dan konsolidasi organisasi. Sekretaris PWM DIY , Arif Jamali Muis menyampaikan, Problem internal di persyarikatan juga tidak kalah penting untuk dipecahkan adalah ada 4 hambatan penting yang menjadi tantangan kedepan, yaitu Optimalisasi Pengembangan Aum, Memodernisasi Tata Kelola Keuangan , Kemandirian Dalam Pendanaan Dakwah, Penguatan Koordinasi Dan Konsolidasi Internal .

Pada acara diskusi akar rumput di Bantul, mereka mencoba memotret kelemahan Muhammadiyah yang perlu segera disikapi . Muhammadiyah memang organisasi besar namun ada hal hal yang masih lemah antara lain.

Lebih Mengedepankan Amaliah
Kecenderungan kuat Muhammadiyah pada gerakan aksi (amaliah) menjadikan gerakan pemikiran kurang berkembang dengan baik, sehingga kurang memberikan kontribusi bagi pengembagan pemikiran Islam dan kebangsaan Indonesia, maupun dalam mengembangkan pemikiran-pemikiran bagi peradaban dunia. Dahlan Iskan memberikan apresiasi positif bahwa Muhammadiyah merupakan kumpulan para pengabdi, walupun pemetaan masalah, dan problem solvingnya juga lemah

Kurangnya Kualitas AUM
Perkembangan amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang sangat peat secara kuantitas belum diimbangi peningkatan kualitas yang sepadan dan merata shingga sapai batas tertentu kurang memiliki daya saing yang tinggi serta kurang memberikan sumbangan yang lebih luas dan inovatif bagi pengembangan kemajuan umat dan bangsa. berdasarkan data yang ada sekolah favorit masih di dominasi sekolah non muslim

Cenderung Birokratis
Organisasi yang tumbuh semakin besar membuat Muhammadiyah cenderung birokratis dan lamban dalam menghadapi persoalan-persoalan yang berkembang dalam masyarakat, terutama dalam menyikapai masalah-masalah social baru, seperti isu-isu pelanggaran hak asasi manusi, kemiskinan structural, dampak buruk globalisasi, perdagangan manusia, pengrusakan alam dan lingkungan, korupsi dan kejahatan kerah putih, dan masalah-masalah demoralisasi yang meluas dalam kehidupan bangsa.

Kurang Merakyat
Organisasi Muhammadiyah yang demikian besar juga dinilai masih belum secara optimal menyentuh persoalan-persoalan masyarakat di akar rumput terutama yang mengalami marjinalisasi seperti buruh, petani, nlayan, dan kaum dhu’afa serta mustadh’afin (tertindas) lainnya, sehingga menimbulkan kesan gerakan Islam ini hanya bergerak di lingkungan atas perkotaan.

Melemahnya komitmen kader
Kecenderungan melemahnya komitmen ideologis pada sebagian anggota, kader dan pimpinan sehingga kurang atau tidak memberikan kontribusi besar atau optimal bagi kemajuan persyarikatan.
Saat ini yang segera perlu di lakukan adalah memahami dengan benar tata kelola organisasi yang benar. Segala yang dilakukan harus berdasarkan data, seperti yang disampaikan pesohor negeri, kerja yang akan dilakukan harus berdasakan gagasan dan narasi yang benar.

Tidak cukup kerja dan kerja, semua harus berbasis data, manajemen organisasi modern, transparansi anggaran, dan yang juga penting adalah untuk berkomitmen kepada Muhammadiyah dalam mewujudkan Rislah Islam Berkemajuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.