Revitalisasi Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)
Revitalisasi Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA). Keberadaan TPA sangat dibutuhkan oleh orang tua sebagai tempat anak-anaknya belajar baca tulis Al-Qur’an – baca al qur an dan dasar-dasar ilmu agama sebagai pondasi utama dalam kehidupan seorang muslim.
Dalam perjalanannya proses pendidikan TPA di beberapa masjid/musholla memiliki kendala dan masalah yang belum terpecahkan .
Secara garis besar, masalah yang dihadapi TPA dapat dipetakan menjadi beberapa hal antara lain: masalah Ustadz/pengajar, masalah manajemen dan kurikulum, Masalah Komunikasi dengan takmir masjid dan tokoh masyarakat, masalah anak didik/santri dan orang tua.
- Baca Juga : Mewujudkan Risalah Islam Berkemajuan
Kurangnya SDM pengajar taman pendidikan al quran menjadi persoalan klasik. Biasanya yang mengajar di suatu TPA adalah diberikan kepada orang yang belum menikah, belum bekerja. Asal dia mau walaupun dengan kapasitas pas-pasan maka ia akan diberikan kewenangan mengajar dengan honorarium yang minim. Apabila dia sudah menikah dan bekerja maka akan meninggalkan TPA binaannya tersebut.
Masalah manajemen dan kurikulum juga belum terpecahkan. Takmir masjid memberikan kewenangan penuh kepada ustadz pengajar yang dipercaya. Padahal sebenarnya seorang pengajar TPA harusnya adalah seorang yang punya sertifikasi terstandar.
Dia harus memiliki kompetensi yang mumpuni. Apakah dengan metode Iqra, Qiraati atau anNur atau yang lain. Jadi nanti para santrinya mempunya qualifikasi tertentu.
Takmir masjid seringkali lepas tangan, boleh dibilang menutup mata dengan persoalan TPA yang dihadapi selama ini.
Maka yang diperlukan saat ini adalah memberikan pelatihan kepada takmir masjid/musholla agar dapat memenej/mengatur TPA di wilayahnya masing-masing.
Harusnya dana kas masjid dapat di gelontorkan untuk hal tersebut demi kader-kader dimasa yang akan datang.
Semoga segera ada lembaga/organisasi yang dapat mendorong dan mengorganisir takmir masjid agar TPA terkelola dengan baik.
